Tambang Emas Toka Tindung
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu operasi pertambangan emas terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2011, area pertambangan ini menghasilkan produksi emas pertamanya, dan hingga tahun 2020, Tambang Emas Toka Tindung telah memproduksi sekitar 1,9 juta ons emas.
Produksi emas meningkat dari 134 kilo ons pada tahun 2012 (tahun produksi komersial secara penuh) menjadi 207 kilo ons pada tahun 2020, and akan terus meningkatkan produksinya berdasarkan perencanaan 5 tahun Life of Mine (LOM) yang disusun pada tahun 2018. Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu penghasil emas dengan biaya paling kompetitif secara global berdasarkan CRU, dan diposisikan di kuartil pertama pada kurva All-in Sustaining Costs (AISC) pada tahun 2019.
Tambang Emas Toka Tindung dioperasikan berdasarkan Kontrak Karya (CoW) yang saat ini dipegang oleh entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Archi, PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN). MSM dan TTM adalah pemegang pertama yang menandatangani “Perubahan Kontrak Karya”, maksudnya kedua Kontrak Karya tersebut berlaku hingga tahun 2041, and diberikan jaminan untuk dua kali periode perpanjangan, masing-masing maksimum 10 tahun per periode. Archi juga telah memenuhi seluruh regulasi Hukum Penambangan Indonesia.
Toka Tindung adalah pertambangan emas terbuka yang lokasinya terletak sekitar 35 km Timur Utara dari Manado di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Tambang ini beroperasi menggunakan metode pertambangan terbuka (open pit), terdiri dari Toka Tindung di bagian Koridor Timur (Eastern Corridor), serta Araren dan Kopra di bagian selatan, dari bagian Koridor Timur. Saat ini, Perusahaan baru mengeksplorasi kurang dari 10% dari total lahan konsesi, dan sejak tahun 2020, Archi telah memulai tahap eksplorasi Koridor Barat (Western Corridor) yang mana memiliki potensi Cadangan Bijih (Ore Reserves) yang tinggi.
Archi juga memiliki Pabrik Pengolahan dengan kapasitas pengolahan terpasang sebesar 3,6 juta ton per tahun, dengan rencana penambahan kapasitas mencapat 8,0 juta ton pada akhir tahun 2025.